Pandemi Covid 19 tidak hanya menghantam sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga sektor pertanian. Padahal sektor pertanian merupakan ujung tombak dalam ketersediaan pangan, sehingga diperlukan sebuah upaya penguatan di sektor pertanian. Dalam upaya merespon hal tersebut Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Popmasepi) menyelenggarakan Webinar dengan tema : “Penguatan Penyuluhan dan SDM Pertanian di era Pandemi Covid-19”.

Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari Mahasiswa pertanian diseluruh Indonesia serta instansi lain baik akademik maupun pemerintahan. Webinar yang dilaksanakan pada Kamis, 29 Maret 2021 menghadirkan tiga pembicara dengan kompetensi yang tidak diragukan lagi di bidangnya. Ketiga pembicara tersebut ialah : Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc selaku Kepala Pusat Pertanian, BPPSDMP Kementrian Pertanian yang diwakilkan oleh Ir. I Wayan Ediana, M.Si. Pembicara kedua Widiyanto S.P, M.Si, Ph.D selaku Ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS dan Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, MS selaku Ketua Asosiasi Dosen Penyuluhan Pertanian Indonesia.

 Ir. I Wayan Ediana, M.Si selaku pembicara pertama menyatakan bahwa peran pertanian di era pandemi Covid 19 menjadi sangat strategis karena menyumbang kontribusi tertinggi bagi APBN, peran pertanian dalam era pandemi ini menjadi sangat strategis. Beliau melanjutkan, tujuan pembangunan pertanian terdiri atas tiga hal, yaitu : pemenuhan kebutuhan pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia, Meningkatkan kesejahtreraan petani dan meningkatkan eksport. Dengan demikian diperlukan sebuah usaha dalam menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil pertanian.

Peran penyuluh petani dalam era pandemi yaitu : mendukung ketersediaan pangan, mendorong petani teap berproduksi, inovatif dalam pengembangan layanan e commerce dan pemanfaatan alsintan. Sehingga strategi yang diterapkan berupa : menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan, melakukan sosialisasi bagi petani dan keluarganya, menggunakan online system penyuluhan, bekerjasama dengan e commerce dan mendorong motivasi petani untuk terus memproduksi pangan lokal yang sehat.

Dalam paparannya, Widiyanto S.P, M.Si, Ph.D memulai dari beragam permasalahan pangan dan pertanian yang ada di indonesia. Pak widi yang juga merupakan ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Pusdi Perlintan) mengaggap ada sebuah amanat yang terkandung dalam Undang-undang No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Pusdi Perlintan yang terbentuk pada tahun yang sama dengan Undang-undang tersebut memang memiliki misi yaitu melakukan pengawalan dalam mengimpelementasikan amanat dari Undang-undang tersebut.

Dalam rangka mengawal implementasi Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, Pusdi Perlintan bekerja sama dengen Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP Indonesia) yang diketuai oleh Dr. Ir. Sugeng Edi Waluyo, M.M. Urgensi pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) tertuang dalam pasal 80 ayat (3) dimana fungsi BUMP ialah untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi dan pengembangan jiwa kewirusahaan petani dimana pada uraian tersebut selaras dengan tujuan utama Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Sehingga dapat dikatakan bahwa kerjasama tersebut merupakan sebuah upaya yang tepat. Seknas BUMP Indonesia sendiri menaungi lebih dari 40 BUMP yang terletak di 16 provinsi se-Indonesia dan diproyeksikan akan terus berkembang.

Pusdi Perlintan dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta (LPPM UNS), merupakan pusdi yang digerakkan oleh berbagai lintas disiplin ilmu sehingga memiliki kelebihan untuk melihat sebuah masalah secara komprehensif dan menyeluruh. Kekuatan di bidang akademik ini memberikan sumbangsih pemikiran dan inovasi bagi BUMP dan petani melalui jejaring Seknas BUMP Indonesia.  

Pembicara terakhir, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, MS melalui kepakaran dan pengalamannya berkecimpung dalam dunia penyuluhan pertanian mengkonfirmasi baik permasalahan maupun solusi yang diuraikan oleh kedua pembicara sebelumnya. Beliau mengutarakan pentingnya sebuah paradigma pertanian yang modern, berkarakter kuat serta berjiwa kewirausahaan yang tidak terpengaruh usia, bahkan beliau menguatkan pentingnya peran pemuda untuk menjadi petani. Pentingnya regenerasi petani melihat fakta bahwa dari tahun ke tahun, jumlah angkatan kerja pertanian terus mengalami penyusutan. Kalkulasi penurunan petani berkisar antara 500.000 – 700.000 petani pertahun, angka ini jelas memprihatinkan mengingat upaya Indonesia menjadi lumbung pangan pada tahun 2045.  

Melihat kondisi diatas regenerasi petani mutlak diperlukan, sasaran utamanya  kaum milenial. Paradigma bahwa petani identik dengan kemiskinan dan kotor harus bersama-sama dirubah oleh siapapun, terutama oleh pihak Perguruan Tinggi karena disitulah lumbung pemuda. Kedepan pertanian juga perlu dikelola dengan karakter kewirausahaan, dimana memandang pertanian merupakan lahan bisnis yang harus dikelola dengan profesional dan manajemen yang baik. Terakhir, kekuatan pemuda yang melek tekhnologi menjadi peluang dalam beragam inovasi yang bisa diterapkan agar terciptanya kinerja yang efektif dan efisien.  

Book Tour
Lorem Ipsum is simply dumy text of the printing typesetting industry lorem ipsum.
Call Now
Lorem Ipsum is simply dumy text of the printing typesetting industry lorem ipsum.

Copyright © 2023 – PUSAT STUDI PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI – LPPM UNS