Krisis pangan telah menjadi isu dunia saat ini, hingga FAO menggambarkan krisis pangan sebagai situasi di mana kerawanan pangan yang parah dan kekurangan gizi meningkat di tingkat lokal dan nasional. Menurut prediksi, di masa depan 80% dari total produksi pangan akan dikonsumsi oleh penduduk perkotaan. Kemampuan pertanian kota untuk menyediakan pangan masih sangat terbatas, kota hanya dapat memperoleh sebagian besar pangan mereka dari daerah sekitarnya. salah satu kota tersebut adalah Kota Surakarta. Sebagai dukungan terhadap kebijakan penjaminan pemenuhan dan pengelolaan pangan ke depan, Kota Surakarta telah ikut menandatangani Pakta Milan dan Deklarasi Glasgow terkait dengan perwujudan Kota Cerdas Pangan. Hal tersebut guna mendukung pencapaian 6 pilar yang meliputi tata kelola bidang pangan; pola makan dan gizi berkelanjutan; keadilan sosial dan ekonomi; produksi pangan; pasokan dan distribusi pangan; dan pengelolaan sampah pangan. Dalam rangka mendukung pembangunan sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan sesuai kesepakatan global melalui Pakta Milan (Milan Urban Food Policy Pact), Pusat Studi perlindungan dan pemberdayaan Petani LPPM UNS melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Optimalisasi peran pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan Pakta Milan di Kota Surakarta” pada Selasa 18 Juli 2023 di LPPM UNS. FGD dihadiri oleh beberapa perwakilan baik unsur pemerintah (BAPPEDA Bidang Ekonomi &SDA, BAPPEDA Bidang Pemerintahan & Pembangunan Manusia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Sekretariat Daerah), unsur akademisi (LPPM UTP, LPPM UNIBA, LPPM UNISRI, Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah), Komunitas (Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL), Carefood, Yayasan Gita Pertiwi), dan unsur bisnis Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Dukung Kota Cerdas Pangan, Pusdi PPP UNS Gelar Pengolahan Kreasi Limbah Botol Plastik di Kelurahan Bumi
SOLO (Soloaja.co) – Sampah masih menjadi permasalahan kompleks yang dihadapi Indonesia, khususnya Kota Surakarta. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup tahun 2021, jumlah sampah yang diproduksi di Kota Surakarta sebesar 322 ton per hari. Peningkatan volume sampah yang tidak diikuti dengan tindakan pengolahan sampah dapat mengakibatkan berbagai permasalahan turunan, seperti gangguan kesehatan, krisis iklim, dan sebagainya. Pemerintah Kota Surakarta berupaya mewujudkan Kota Cerdas Pangan. Perwujudan Kota Cerdas Pangan ini memerlukan kerjasama dan kolaborasi dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta, dan lembaga lainnya. Untuk mewujudkan keberhasilan capaian Kota Cerdas Pangan Kota Surakarta, salah satu program yang dilakukan adalah pengelolaan persampahan melalui kegiatan pilah sampah. Perwujudan pilah sampah ini dilakukan dengan bank sampah. Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Pusdi PPP) UNS berinisiatif untuk meningkatkan nilai tambah sampah/ limbah botol plastik melalui kreasi pembuatan pot tanaman. Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Kelurahan Bumi pada hari Senin, 17 Juli 2023. Dr. Danang Purwanto, S.Sos., M.Si. ketua tim mengajak masyarakat untuk bisa terus memperbanyak keberadaaan bank sampah di Kelurahan Bumi. “Salah satu lokasi potensial dalam pengelolaan sampah adalah Kelurahan Bumi. Dari tujuh RW yang dimilikinya, tiga diantaranya telah memiliki bank sampah dan telah melakukan kegiatan pilah sampah dalam beberapa tahun terakhir. Umumnya kegiatan rutin bank sampah dilakukan selama minimal satu bulan sekali.” Kata Dr Danang. Hadir sebagai narasumber Sri Sudarini, selaku penggiat bank sampah Gajah Putih yang telah memenangkan berbagai penghargaan lingkungan, salah satunya adalah menjadi Sri Kandi Lingkungan Kota Surakarta. “Kami berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut guna mendukung Kota Surakarta menjadi Kota Cerdas Pangan.” Kata Sri Sudarini. Pada kegiatan ini, Joko Susilo, lurah Kelurahan Bumi hadir sekaligus membuka acara pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan tema Pelatihan Kreasi Limbah Botol Plastik Bank Sampah. “Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Kelurahan Bumi merasa senang karena limbah botol plastik yang selama ini hanya dijual di bank sampah, dapat ditingkatkan nilai tambahnya menjadi pot-pot tanaman.” Ungkap Joko Susilo. Kegiatan tersebut diikuti 20 orang peserta yang merupakan perwakilan anggota bank sampah dari masing-masing RW.
Kunjungan Tamu Internasional ke Perkebunan Kopi Gemawang Temanggung
University of Innsbruck Austria Belajar Kopi Bersama Tim Pusat Studi Perlindungan & Pemberdayaan Petani UNS dan Sekolah Kopi Gemawang Dalam rangka meningkatkan pengalaman belajar kepada mahasiswa, (12/7/2023) dilaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) oleh 22 Mahasiswa dan Dosen University of Innsbruck Austria dengan mengunjungi acara Festival Rakyat Petik Kopi Robusta di Kecamata Gemawang Kabupaten Temanggung. Para mahasiswa internasional mendatangi stand-stand dan melakukan dialog aktif dengan para tokoh kopi Temanggung. Turut serta Bapak Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung mendampingi para tamu internasional bersama Kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) UNS. Setelah berkunjung ke acara festival petik kopi robusta, para mahasiswa internasional melanjutkan berkeliling dan melihat langsung kebun kopi dengan pemandangan gunung yang cantik, dari lahan di sekitar pasar kopen. Antusiasme dalam bertanya maupun berdiskusi dengan para petani kopi membuat kegiatan ini menjadi sangat terkesan. Camat Gemawang dan segenap masyarakat Kecamatan Gemawang sangat mengapresiasi dan bangga atas kunjungan para dosen dan mahasiswa luar negeri ini. “Tentu saja kami sangat senang dan suatu kehormatan atas kedatangan para mahasiswa dari luar negeri di wilayah Kecamatan Gemawang. Terima kasih kepada UNS telah memberikan rekomendasi ke daerah kami untuk dikunjungi. Semoga kopi Gemawang bisa masyur go international” kata Ketua Sekolah Kopi Gemawang.
FGD Perumusan Strategi Pengembangan Kopi Robusta Kabupaten Temanggung
Temanggung – Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani telah melakukan focus grup discussion (FGD). Kegiatan ini dilaksanakan di lesehan kampung terasi kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Rabu (12/10/2022) dengan pembahasan mengenai perumusan strategi pengembangan kopi robusta Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan strategi pengembangan kopi robusta Temanggung. Di mana para peserta focus grup discussion (FGD) baik dari dinas terkait, perusahaan perkebunan swasta, MPIG, sampai dengan perwakilan petani kopi robusta. Tujuan dari acara ini yaitu untuk merumuskan strategi pengembangan kopi robusta Temanggung yang memiliki kualitas mutu dan berdaya saing tinggi. Besar harapan dapat membatik dari setiap stakeholder yang hadir untuk menjaga kualitas dan memperluas peluang pasar kopi terutama kopi robusta Temanggung.
Sinergi Bersama dalam Penanggulangan Stunting, PSP3 LPPM UNS Ajak Ibu-Ibu Anggota Desa Prima Sambirejo Gunung Kidul Membuat Egg Roll Daun Kelor
22/6/2022 – Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) LPPM UNS adakan kegiatan pengabdian melalui pelatihan pembuatan egg roll daun kelor di Balai Kelurahan Desa Sambirejo, Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu strategi upaya pencegahan stunting yang masih marak terjadi. Isu stunting menjadi salah satu program yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan karena tingginya angka stunting, salah satu desa yang masih terdampak stunting adalah Desa Sambirejo, kecamatan Ngawen, Gunung Kidul, dengan angka stunting sebesar 15%. Daun kelor merupakan salah satu bahan alam yang memiliki kandungan nutrisi dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi. Pelatihan dimulai dengan praktik pembuatan eggroll daun kelor dengan inovasi menggunakan meja cetakan eggroll dengan kapasitas cetakan yang lebih banyak. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi tips and trik digital marketing sebagai output dari kegiatan produksi melalui branding dan promosi di era digital. https://jatengpos.co.id/cegah-stunting-ps3p-uns-pelatihan-pembuatan-egg-roll-daun-kelor-di-sambirejo-ngawen-gunung-kidul/rita/
Gelorakan Semangat Menjaga Kualitas Kopi Melalui Festival Petik Merah
Temanggung – Festival Petik Merah diinisiasi oleh Kecamatan Gemawang yang bekerja sama dengan Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) dan beberapa pihak lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman Kantor Kecamatan Gemawang, Temanggung Kamis (28/7/2022) dengan tema “Kopi Robusta Temanggung Membangkitkan Kejayaan Kopi Indonesia untuk Dunia”. Kegiatan ini dilaksanakan salah satunya sebagai bentuk follow up dari pelatihan petani kopi milenial yang sudah dilaksanakan oleh PSP3 dengan Sekolah Kopi Gemawang . Dimana para peserta pelatihan ditunjuk menjadi panitia kegiatan di acara festival ini. Tujuan dari festival petik merah yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi para petani kopi tentang pentingnya menjaga kualitas kopi dengan cara memanen dalam kondisi biji kopi yang sudah berwarna merah. Rangkaian festival petik merah menampilkan beberapa kegiatan gelar budaya, syukuran dan sedekah kopi, talkshow, battle pelaku kopi dan barista, uji cita rasa, serta pameran bazar UMKM dan klaster produk unggulan. Turut hadir dalam kegiatan ini Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Temanggung serta tamu undangan lainnya. Besar harapan acara ini dapat memantik para petani untuk menjaga kualitas dan memperluas peluang pasar kopi.
Perkuat Kapasitas Petani Kopi Milenial, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS Adakan Pelatihan
Perkuat Kapasitas Petani Kopi Milenial, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS Adakan Pelatihan 14-15 Juli 2022- Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSP3) LPPM UNS mengadakan kegiatan Pelatihan Pemuda Tani, dengan tema Penguatan Kapasitas Petani Kopi Milenial guna Mencapai Kemandirian yang berlokasi di Sekolah Kopi Gemawang, Kabupaten Temanggung dengan 25 peserta anak petani kopi yang belum mendapatkan pekerjaan dan sudah tidak bersekolah. PSP3 sebagai pusat studi rintisan mengarahkan hibah Penelitian Perkuatan Institusi (PPI) untuk menguatkan kapasitas kelembagaan pusdi yang mencakup tiga pilar utama yaitu regulative, normative, dan cultural-cognitive. Pemberdayaan petani sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani muda agar menjadi petani yang memberdayakan dan mampu memfasilitasi. Petani muda memiliki peran yang strategis dalam pembangunan pertanian di Indonesia, tetapi masih ada persoalan peningkatan kapasitas petani muda dan sedikitnya anak-anak muda yang tertarik dengan dunia pertanian. Tema penguatan institusi melalui pelatihan petani muda merupakan bagian dari rencana pemetaan Pusdi PSP3 tahun 2021-2023 yakni memetakan sumber daya alam, sumber daya manusia pertanian, sumber daya ekonomi dan kelembagaan dalam upaya melindungi dan memberdayakan pelaku pertanian. Pelatihan mengundang LPTP untuk menyampaikan mengenai materi Kemandirian Petani di Era Digital dan dilaksanakan praktik-praktik mulai dari sorting, roasting, hingga proses seduh kopi ala barista. Mandirikan Petani Milenial, LPPM UNS dan Sekolah Kopi Gemawang Gelar Pelatihan
Perluas kerjasama, Pusat Studi Perlindungan dan Pembedayaan Petani Ciptakan Kerjasama dengan Sekolah Kopi Gemawang
Hari Minggu, 28 Oktober 2021 bertepatan dengan Grand Launching Sekolah Kopi dan Pasar Kopen, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PUSDI PPP) adakan perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Sekolah Kopi Gemawang. Kegiatan tersebut berlokasi di Kecamatan Gemawang, salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung yang terkenal dengan potensi budidaya kopinya. Tujuan dari adanya Kerjasama ini adalah terkait dengan perencanaan kegiatan pengabdian, penelitian ataupun kegiatan lainnya oleh Pusdi yang bisa disinergikan dengan kegiatan di Sekolah Kopi Gemawang yang baru diresmikan minggu kemarin. Berdasarkan potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Pusdi bahwa sebagian besar anggota peer grup berasal dari bidang pertanian, sehingga diharapkan pusdi perlintan ini ke depannya bisa memberikan edukasi, pengabdian ataupun riset-riset terkait dengan kopi , hingga pemberdayaan masyarakat ataupun generasi millennial agar lebih berdaya.
WEBINAR: HARI PANGAN SEDUNIA SERIES 2 “Peran Sektor Peternakan dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”
Sebagai lanjutan dari Webinar Peringatan Hari Pangan Sedunia Series 1 yang telah diselenggarakan pada tanggal 13 Oktober 2021, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani menyelenggarakan Webinar Series 2 dengan tema “ Peran Sektor Peternakan dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional” pada tanggal 25 Oktober 2021 dengan mengundang 2 pembicara yaitu Dr. Ir. Riwantoro, Mm. (Analisis Ketahanan Pangan Ahli Utama: Badan Ketahanan pangan, Kementerian Pertanian) dan Dr. Ir. Atien Priyanti (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development). Pembicara pertama yaitu Dr. Ir. Riwantoro, Mm. mengangkat topik “Posisi Sub Sektor Peternakan dalam Sistem Ketahanan Pangan”. Dalam paparannya, beliau menyampaikan terkait dengan landasan hukum sistem ketahanan pangan, situasi ketahanan pangan dan gizi. Beliau juga menyampaikan bahwa Tahun 2019, Indonesia peringkat 62 dari 113 negara dunia atau peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik dan pada tahun 2020, Indonesia masuk ke dalam kategori moderate. Selain itu, beliau juga menambahkan penjelasannya terkait dengan situasi ketersediaan dan konsumsi pangan, peta ketahanan dan kerentanan pangan dan terakhir merupakan pokok pembahasan dari tema webinar yaitu peran strategis peternakan dalam pembangunan nasional. Pembicara kedua yaitu Dr. Ir Atien Priyanti, pembicara dari Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, dalam paparannya beliau mengangkat topik “Berkemandirian Pakan Menuju Usaha Peternakan Berkelanjutan” beliau menjelaskan terkait kondisi peternakan saat ini (2020), integrasi usaha tanaman-ternak dan yang terakhir menjelaskan tentang bisnis model kanvas integrasi jagung-sapi di Kabupaten Sumbawa, NTB.
Sambut Hari Pangan Sedunia, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani adakan Webinar “Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Penguatan Kelembagaan Petani”
Pemenuhan pangan tidak hanya secara kuantitas atau pemerataan distribusi pangan tetapi juga secara kualitas. Pada saat ini, masyarakat global menghadapi tantangan dalam menyediakan pangan untuk 10 Miliar penduduk pada tahun 2050. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk padatahun 2050 diperlukan peningkatan produksi pertanian sekitar 70 persen. Meskipun dari sisi kelembagaan (institusi) dan aspek legal (regulasi) terkait ketahanan pangan sudah memadai, namun demikian untuk memantapkan ketahanan atau kedaulatan pangan nasional tetap diperlukan usaha yang lebih keras dari berbagai pemangku kepentingan. Indonesia memiliki pekerjaan besar untuk menyediakan pangan yang cukup dan berkualitas untuk 300 juta jiwa pada tahun 2050. Dalam upaya merespons hal tersebut Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS menyelenggarakan Webinar dengan tema : “Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Penguatan Kelembagaan Petani”. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari mahasiswa pertanian serta instansi lain baik akademik maupun pemerintahan dengan mayoritas berasal dari instansi pemerintahan (Kementerian Pertanian dan sejenisnya). Webinar yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2021 tersebut menghadirkan 4 (empat) narasumber yang ahli dalam bidang pangan serta kelembagaan. Keempat narasumber tersebut ialah : Dr. Sarwo Edhy, SP, MM selaku Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI, Ir. Agus Waryanto, S. IP, MM selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, H. Sumanto, SH selaku Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, dan Dr. Ir. Edi Waluyo, MM selaku Ketua Sekretariat Nasional BUMP Indonesia dan dipandu oleh Moderator, Widiyanto S.P., M.Si., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS. Dr. Sarwo Edhy, S.P.,M.M selaku pembicara pertama yang mengangkat topik “Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Melalui Revitalisasi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) menyebutkan bahwa pentingnya pengembangan cadangan pangan dengan tujuan untuk memperkuat cadangan pangan masyarakat desa, antisipasi terjadinya kerawanan pangan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beliau juga menyebutkan bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2021 total jumlah pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) mencapai 4.373 LPM yang tersebar di 388 Kab/Kota, 33 Provinsi di Indonesia dimana Kabupaten Grobogan merupakan Kabupaten dengan jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) terbanyak se Jawa Tengah yaitu sebanyak 56 LPM. Dr. Sarwo Edhy, S.P.,M.M juga menyampaikan peran dari daerah dalam penguatan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yaitu berasal dari alokasi APBD melalui pembangunan fisik lumbung dan sarana pendukung, pengisian lumbung untuk modal awal dan renovasi fisik lumbung, serta melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap keberjalanan lumbung pangan masyarakat tersebut. Harapannya setiap LPM yang ada di Indonesia bisa mengupgrade menjadi Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang merupakan kelembagaan usaha berbadan hukum yang menyinergikan kegiatan bisnis dengan pemberdayaan masyarakat tani yang dijalankan secara korporasi yang berorientasi keuntungan untuk mendorong kemandirian petani. Berbicara tentang pangan, tentu tidak terlepas dari regulasi terkait dengan kebijakan pangan, materi kedua tersebut disampaikan oleh Ir. Agus Wariyanto, S.IP., M.M yang mengangkat topik “Inovasi Kebijakan Pangan sebagai Exit Strategy Ketahanan Pangan Daerah. Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa terdapat 3 (tiga) pilar ketahanan pangan yang meliputi ketersediaan, keterjangkauan, konsumsi dan keamanan pangan. Beliau juga menjelaskan bahwa covid 19 yang telah melanda Indonesia telah membawa dampak terhadap berbagai sektor khususnya pada sektor pangan yaitu dengan turunnya konsumsi dan daya beli masyarakat, terhambatnya distribusi pangan antarwilayah dan antar waktu serta terjadinya fluktuasi harga pangan. Beliau juga menambahkan peran adanya Toko Tani Indonesia dalam penyediaan pangan, pertanian keluarga sebagai alternatif masa depan dunia, optimalisasi pemanfaatan pekarangan (OPP), peran perempuan dan keluarga petani serta peran milenial dan digitalisasi dalam pemasaran produk pertanian. Terakhir, beliau menambahkan strategi penguatan ketahanan pangan bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan antara lain: kolaborasi, konsolidasi dan integrasi & sinergi serta meminimalkan individualistic-egosektoral, harus bergandeng tangan (gotong royong) diantara para pemangku kepentingan (multistakeholders) dengan jejaring dan konektivitas mata rantai secara sistemik guna menghasilkan terobosan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi. Dilanjutkan oleh narasumber ketiga yaitu H. Sumanto, S.H yang mengangkat topik “Agar Petani Sejahtera dan Pangan Terjaga, Cabut Subsidi Pupuk” beliau menyampaikan bahwa petani, nelayan dan peternak berperan penting dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan namun hingga saat ini belum ada kesejahteraan bagi mereka, untuk itu Komisi B DPRD Jawa Tengah memiliki inisiatif untuk membentuk raperda tentang Peningkatan dan Pengembangan Balai Ternak, Balai Perbenihan Ikan, Balai Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Beliau juga memberikan rekomendasi agar petani sejahtera yaitu dengan pembelian gabah petani seharga Rp. 5.500 kenakan pajak 2%. Dr. Ir. Edi Waluyo, MM selaku pembicara terakhir menambahkan terkait dengan “Optimalisasi Kelembagaan Petani Melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Dalam paparannya beliau menjelaskan terkait landasan hukum atau dasar hukum terkait dengan perlindungan dan pemberdayaan petani serta memaparkan mengenai strategi pengembangan kawasan pangan di pedesaan dimana BUMP menjadi jembatan antara penguatan kelembagaan di masyarakat pedesaan menuju stabilisasi kawasan pangan sebagai produsen pangan.