Senin, 04 Oktober 2021 Peer Group Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS, Dr. DANANG PURWANTO S.Sos., M.Si bertempat di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung ikut serta dalam memberdayakan petani kopi Gemawang dalam acara Aksi Perubahan Pemberdayaan melalui Sekolah Kopi Gemawang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberdayakan petani kopi khususnya, terkait dengan pengolahan kopi baik dari hulu hingga hilir. Hal tersebut sesuai dengan potensi wilayah Kabupaten Temanggung yang sangat mendukung dengan pengembangan budidaya kopi.
Hadiri Kegiatan Pengabdian Masyarakat, Ketua Pusdi PPP berikan edukasi ” Cara Merawat dan Pemanfaatan Tanaman Sirsak sebagai Solusi Ketahanan Pangan Keluarga”
Minggu, 03 Oktober 2021 ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS, Widiyanto S.P., M.Si., Ph.D memberikan edukasi masyarakat Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut sebagai upaya pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga. Ketua Pusdi PPP hadir sekaligus memberikan materi terkait dengan cara merawat dan pemanfaatan tanaman sirsak sebagai solusi ketahanan pangan keluarga. .
Merumuskan Model Rintisan Agrowisata Berbasis Kopi Robusta, Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Selenggarakan Focus Group Discussion
Selasa, 06 Juli 2021 bertempat di Kampung Sawah, Kebonsari, Temanggung Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, LPPM UNS menyelenggakan kegiatan Focus Group Discussion dengan berbagai koordinator penyuluh dari berbagai Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain: BPP Kecamatan Kandangan, BPP Kecamatan Pringsurat, BPP Kecamatan Jumo, BPP Kecamatan Candiroto, BPP Kecamatan Bejen, BPP Kecamatan Tretep, BPP Kecamatan Wonoboyo, BPP Kecamatan Kedu, BPP Kecamatan Kranggan, BPP Kecamatan Gemawang, dan dihadiri juga oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan DKPPP Kabupaten Temanggung, Bapak Joko serta Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Temanggung, Ibu Endrati Nurwiyani. Setelah Kegiatan Focus Group Discussion tersebut dibuka, dilanjutkan oleh sambutan dari kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, LPPM UNS Bapak Widiyanto, selaku ketua penelitian “Agrowisata Berbasis Kopi Robusta Berstandar Indikasi Geografis: Upaya Membangun Perekonomian Kabupaten Temanggung”. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala DKPPP Kabupaten Temanggung dan diteruskan dengan penyampaian hasil riset oleh tim riset dari Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, LPPM UNS terkait dengan Agrowisata Kopi di Temanggung. Tim riset menyampaikan potensi agrowisata yang berasal dari hasil riset dan memaparkan rekomendasi model Agrowisata Kopi Robusta, dan mendapat respons yang baik oleh peserta FGD termasuk koodinator penyuluh dari setiap kecamatan serta dilanjutkan dengan diskusi, tanya jawab dan memberikan masukan terkait dengan temuan penelitian yang sudah dilaksanakan di 11 Kecamatan Temanggung tentang Agrowisata Kopi Robusta. Diharapkan dengan adanya rekomendasi model pengembangan Agrowisata Berbasis Kopi Robusta di Kabupaten Temanggung bisa dijadikan sebagai model dan diterapkan pemerintah Kabupaten Temanggung dalam mengembangkan Agrowisata Kopi di Kabupaten Temanggung sehingga Agrowisata Kopi tersebut dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung.
PELATIHAN PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN MENIR
Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Pengayom Tani Sejagad merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri, selain padi yang merupakan komoditas utamanya, terdapat mete dan kopi sebagai komoditas sampingan. Pengolahan padi yang menghasilkan beras sebagai produk utamanya, juga terdapat produk sampingan berupa menir. Sayangnya, produk sampingan menir tersebut belum optimal dimanfaatkan oleh BUMP. Hal tersebut menimbulkan perhatian oleh anggota peer grup Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani untuk melakukan pelatihan pemanfaatan dan pengolahan menir. Kegiatan pelatihan yang berjudul “Peningkatan Nilai Ekonomi Menir pada Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Pengayom Tani Sejagad di Desa Kebonagung, Sidoharjo, Wonogiri” diselenggarakan pada Hari Sabtu, 12 Juni 2021 yang bertempat di Belik Songo, Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri. Kegiatan pelatihan dihadiri oleh Ibu-Ibu Istri petani yang bermitra dengan BUMP, juga dihadiri oleh pimpinan dari BUMP, Bapak Hanjar Lukito Jati. Pelatihan pemanfaatan dan pengolahan menir dipandu oleh seorang praktisi dari lembaga pemberdayaan masyarakat yaitu Winda Hayuningtyas S.P yang menjelaskan mengenai resep serta langkah-langkah pemanfaatan tepung menir menjadi cookies. Kegiatan berjalan dengan lancar dan antusias ibu-ibu yang mengikuti kegiatan tersebut tergolong tinggi. Bahkan dari mereka ada yang berkeinginan untuk melanjutkan usaha tersebut sabagai upaya penambahan sumber pemasukan keluarga. “saya senang bisa mengikuti kegiatan ini, karena selain dijelaskan mengenai pembuatan cookiesnya, juga dijelaskan mengenai pemasaran online termasuk waktu yang tepat untuk melakukan promosi di media sosial dan cara pengambilan foto produk agar lebih menarik. Harapan kedepannya kami bisa melanjutkan kegiatan ini menjadi sentra kegiatan ibu-ibu sekitar untuk dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa Kebonagung yang memiliki beberapa spot wisata” tutur salah satu peserta pelatihan.
AGROWISATA: TEORI DAN PRAKTIS “UPAYA PENGUATAN PETANI”
Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia, sehingga Direktorat Jenderal Perkebunan menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu komoditas prioritas untuk di tingkatkan produksinya selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015). Kopi merupakan salah satu hasil komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Tahun 2018 kontribusi kopi terhadap devisa negara mencapai USD 579,98 juta. Agrowisata merupakan salah salah satu strategi efektif untuk lebih mengenalkan kopi kepada khalayak baik di dalam ataupun di luar negeri. Untuk merintis agrowisata berbasis kopi, diperlukan langkah antara lain identifikasi atau mapping potensi wisata di wilayah tersebut. Potensi yang perlu diidentifikasi antara lain potensi produk kopi robusta, sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan lokal dan potensi ekonomi. Hal tersebut menjadi perhatian Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM untuk menyelenggarakan Webinar AGROWISATA: TEORI DAN PRAKTEK “Upaya Pemberdayaan Petani” yang diselenggarakan pada Hari Selasa, 08 Juni 2021 secara daring. Webinar tersebut menghadirkan narasumber yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam Agrowisata. Narasumber pertama yaitu Dr. Erda Rindrasih S.Si., M.U.R.P yang merupakan akademisi dari Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang mengusung topik mengenai “AGROTOURISM, Vulnerable vs Resilience”. Narasumber kedua yaitu Ir. C. Masrik Amin Zuhdi, MM yang menduduki jabatan sebagai Asisten 2 Setda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Temanggung, dengan mengangkat topik mengenai “POTENSI AGROWISATA LOKAL BERBASIS KOPI”. Dr. Erda Rindrasih S.Si., M.U.R.P selaku narasumber pertama menyampaikan mengenai pariwisata dan pembangunan daerah, trend pariwisata global, Supply and Demand in TTourism, Agrowisata dan dinamika agrowisata. Sedangkan Ir. C. Masrik Amin Zuhdi, MM menyampaikan materi tentang potensi kopi, kopi hulu hingga hilir dan agrowisata kopi di Kabupaten Temanggung. Acara berlangsung dengan kondusif yang diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan peserta webinar.
Rapat Koordinasi Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
Jumat, 28 Mei 2021 Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani melakukan rapat koordinasi yang bertempat di ruang Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Lantai 2 LPPM UNS. Rapat koordinasi tersebut membahas tentang persiapan tim peneliti dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani pada tahun 2021 ini lolos pendanaan penelitian sebanyak 3, dan pengabdian sebanyak 1. Penelitian tersebut diantaranya Transformasi Gapoktan menjadi BUMP di BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad, Penelitian Penguatan Institusi dan Penelitian Mandiri terkait Model Agrowisata Kopi di Temanggung. Sedangkan pengabdiannya berlokasi di Wonogiri yang menangkat mengenai pemanfaatan dan pengolahan menir organik menjadi cookies. Selain itu, juga dibahas pengenai persiapan Webinar Agrowisata yang akan diselenggarakan pada Hari Selasa, 08 Juni 2021 yang mengundang pembicara yang sudah perkecimpung dan berpengalaman dalam bidang Agrowisata dan Pertanian.
Mempererat Relasi Pusdi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dengan BUMP Pengayom Tani Sejagad Wonogiri
Sabtu, 10 April 2021 rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Riset Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PS3P) yaitu salah satunya kunjungan ke Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Pengayom Tani Sejagad di Desa Kebonagung, Sidoharjo, Wonogiri. Kegiatan yang dilakukan dengan survey lokasi penelitian dan pengabdian oleh Tim Riset Pusdi UNS. Koordinasi juga dilakukan oleh Tim Riset Pusdi UNS dengan pihak perwakilan BUMP Pengayom Tani Sejagad untuk mendiskusikan mengenai kegiatan penelitian dan pengabdian yang rencananya akan dilakukan pada waktu dekat ini. BUMP Pengayom Tani Sejagad berdiri pada Mei 2016 dengan kepemilikan saham oleh anggota Perkumpulan Pertanian Organik “Wono Agung” Wonogiri (APOWW) dan anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Ngudi Makmur. BUMP itu sendiri memiliki fungsi utama sebagai lembaga yang mampu menginternalisasikan dan merekapitalisasi modal petani sekaligus membagun komunikasi dalam melakukan transaksi dengan para pihak yang berhubungan dengan petani. Salah satu komoditas pertanian yang diusahakan BUMP Pengayom Tani Sejagad adalah beras yang hasil produk sampingan berupa menir yang belum dioptimalkan dengan baik, sehingga kegiatan survey dan koordinasi hari ini membahas mengenai pemanfaatan menir untuk menjadi olahan makanan yang bernilai tambah melalui kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Tim Riset Pusdi UNS. Hasil koordinasi berupa kesepakatan rencana pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan sasaran kelompok wanita tani yang akan dilaksanakan hari Sabtu, 24 April 2021 jika tidak ada halangan apapun. Kegiatan pengabdian ini nantinya akan menghadirkan pembicara yang akan menyampaikan cara pengolahan menir menjadi cookies yang tentunya memiliki cita rasa yang enak dan menyehatkan karena kandungan dari menir itu sendiri serta ditambahakan penjelasan mengenai pengemasan dan pemasaran cookies. Kegiatan koordinasi yang dilakukan Tim Riset Pusdi UNS dengan pihak BUMP dilanjutkan dengan tour berkeliling ke tempat pengolahan produk BUMP Pengayom Tani Sejagad dimana terdapat tempat pengolahan beras, sortasi, sampai pada tahap pengemasan. Kegiatan yang dilakukan hari ini diakhiri dengan foto bersama antara Tim Riset Pusdi UNS dengan pihak perwakilan BUMP Pengayom Tani Sejagad serta koordinasi akan dilanjutkan via telephone untuk membahas lebih lanjut tentang pelaksanaan kegiatan pengabdian pengolahan beras menir organik menjadi cookies.
Revolusi Industri 4.0: Efisiensi Produksi atau Kalatahan Konsepsi?
Kemajuan teknologi dari tahun ke tahun selalu mengalami perombakan. Perjalanan revolusi industri dari 1.0 hingga sekarang ini sudah bertransformasi menjadi revolusi industri 4.0. Banyak pertanyaan yang muncul dengan adanya 4.0 ini, hal tersebut menjadi perhatian para anggota peer grup Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS untuk menyelenggarakan Webinar “Revolusi Industri: Efisiensi Produksi atau kelatahan Konsepsi?” menjadi topik webinar yang diselenggarakan pada hari Rabu, 20 Mei 2021 secara daring. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari mahasiwa serta instansi lain baik akademik maupun non akademik Webinar tersebut diisi oleh 3 pembicara dengan topik yang relevan dengan Revolusi Industri. Ketiga pembicara tersebut ialah : Aditya Wishnu Wijaya yang mengusung materi “Basic Need and Local Consume”. Pemateri kedua yaitu Ghofur Muhammad yang mengusung materi “Pranata Mangsa as Universal Knowledge” dan pemateri terakhir yaitu Andika Yopi Setyawan yang mengusung materi dengan tema “Closed Loop Integrity”. Webinar tersebut dimoderatori oleh Widiyanto S.P, M.Si, Ph.D selaku Ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS. Aditya selaku pembicara pertama yang mengulik tentang Revolusi Industri dan titik beratnya. Beliau menyampiakan bahwa perjalanan revolusi industri 1.0 hingga 4.0 ini telah membawa dampak pada aspek kehidupan manusia terutama dalam bidang teknologi. Revolusi Industri 1.0 yang menekankan pada mesin uap, revolusi industri 2.0 yang menekankan pada mass production, revolusi industri 3.0 yang berfokus pada robotik hingga revolusi industri 4.0 ini yang memiliki 2 penekanan yaitu Big Data dan OIT. Titik berat 4.0 selalu berbicara bagaimana mass production, selalu bagaimana menghasilkan benefit, produksi yang skala besar. Efisiensi cost bisa ditekan, sedangkan time bisa dipersingkat. Selain itu, efek dari adanya pandemi juga memiliki dampak terhadap perekonomian Indonesia, seperti kasus PHK sehingga fenomena tersebut menimbulkan tingginya angka pengangguran Indonesia. Aditya dengan mengusung tema “Basic Need and Local Consume” juga menyampaikan bahwa tujuan terciptanya desa adalah sebagai perdikan yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan tumbuh sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah. Karakteristik desa sangatlah berbeda dengan perkotaan, dimana karakteristik desa diidentikkan dengan struktur sosial berbasis kekeluargaan, pengelolaan lahan beragam, ketersediaan dana desa, lingkungan relatif hijau serta bangkitan ekonomi yang beragam. Kebutuhan manusia terfokus menjadi dua yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan lanjutan. Kebutuhan dasar meliputi sekuritas air, sekuritas pangan dan sekuritas energi. Sedangkan kebutuhan lanjutannya berupa kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan bangkitan ekonomi.
Webinar “Penguatan, Penyuluhan dan SDM Pertanian di Era COVID-19”
Pandemi Covid 19 tidak hanya menghantam sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga sektor pertanian. Padahal sektor pertanian merupakan ujung tombak dalam ketersediaan pangan, sehingga diperlukan sebuah upaya penguatan di sektor pertanian. Dalam upaya merespon hal tersebut Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Popmasepi) menyelenggarakan Webinar dengan tema : “Penguatan Penyuluhan dan SDM Pertanian di era Pandemi Covid-19”. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari Mahasiswa pertanian diseluruh Indonesia serta instansi lain baik akademik maupun pemerintahan. Webinar yang dilaksanakan pada Kamis, 29 Maret 2021 menghadirkan tiga pembicara dengan kompetensi yang tidak diragukan lagi di bidangnya. Ketiga pembicara tersebut ialah : Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc selaku Kepala Pusat Pertanian, BPPSDMP Kementrian Pertanian yang diwakilkan oleh Ir. I Wayan Ediana, M.Si. Pembicara kedua Widiyanto S.P, M.Si, Ph.D selaku Ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS dan Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, MS selaku Ketua Asosiasi Dosen Penyuluhan Pertanian Indonesia. Ir. I Wayan Ediana, M.Si selaku pembicara pertama menyatakan bahwa peran pertanian di era pandemi Covid 19 menjadi sangat strategis karena menyumbang kontribusi tertinggi bagi APBN, peran pertanian dalam era pandemi ini menjadi sangat strategis. Beliau melanjutkan, tujuan pembangunan pertanian terdiri atas tiga hal, yaitu : pemenuhan kebutuhan pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia, Meningkatkan kesejahtreraan petani dan meningkatkan eksport. Dengan demikian diperlukan sebuah usaha dalam menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil pertanian. Peran penyuluh petani dalam era pandemi yaitu : mendukung ketersediaan pangan, mendorong petani teap berproduksi, inovatif dalam pengembangan layanan e commerce dan pemanfaatan alsintan. Sehingga strategi yang diterapkan berupa : menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan, melakukan sosialisasi bagi petani dan keluarganya, menggunakan online system penyuluhan, bekerjasama dengan e commerce dan mendorong motivasi petani untuk terus memproduksi pangan lokal yang sehat. Dalam paparannya, Widiyanto S.P, M.Si, Ph.D memulai dari beragam permasalahan pangan dan pertanian yang ada di indonesia. Pak widi yang juga merupakan ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Pusdi Perlintan) mengaggap ada sebuah amanat yang terkandung dalam Undang-undang No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Pusdi Perlintan yang terbentuk pada tahun yang sama dengan Undang-undang tersebut memang memiliki misi yaitu melakukan pengawalan dalam mengimpelementasikan amanat dari Undang-undang tersebut. Dalam rangka mengawal implementasi Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, Pusdi Perlintan bekerja sama dengen Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP Indonesia) yang diketuai oleh Dr. Ir. Sugeng Edi Waluyo, M.M. Urgensi pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) tertuang dalam pasal 80 ayat (3) dimana fungsi BUMP ialah untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi dan pengembangan jiwa kewirusahaan petani dimana pada uraian tersebut selaras dengan tujuan utama Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Sehingga dapat dikatakan bahwa kerjasama tersebut merupakan sebuah upaya yang tepat. Seknas BUMP Indonesia sendiri menaungi lebih dari 40 BUMP yang terletak di 16 provinsi se-Indonesia dan diproyeksikan akan terus berkembang. Pusdi Perlintan dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta (LPPM UNS), merupakan pusdi yang digerakkan oleh berbagai lintas disiplin ilmu sehingga memiliki kelebihan untuk melihat sebuah masalah secara komprehensif dan menyeluruh. Kekuatan di bidang akademik ini memberikan sumbangsih pemikiran dan inovasi bagi BUMP dan petani melalui jejaring Seknas BUMP Indonesia. Pembicara terakhir, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, MS melalui kepakaran dan pengalamannya berkecimpung dalam dunia penyuluhan pertanian mengkonfirmasi baik permasalahan maupun solusi yang diuraikan oleh kedua pembicara sebelumnya. Beliau mengutarakan pentingnya sebuah paradigma pertanian yang modern, berkarakter kuat serta berjiwa kewirausahaan yang tidak terpengaruh usia, bahkan beliau menguatkan pentingnya peran pemuda untuk menjadi petani. Pentingnya regenerasi petani melihat fakta bahwa dari tahun ke tahun, jumlah angkatan kerja pertanian terus mengalami penyusutan. Kalkulasi penurunan petani berkisar antara 500.000 – 700.000 petani pertahun, angka ini jelas memprihatinkan mengingat upaya Indonesia menjadi lumbung pangan pada tahun 2045. Melihat kondisi diatas regenerasi petani mutlak diperlukan, sasaran utamanya kaum milenial. Paradigma bahwa petani identik dengan kemiskinan dan kotor harus bersama-sama dirubah oleh siapapun, terutama oleh pihak Perguruan Tinggi karena disitulah lumbung pemuda. Kedepan pertanian juga perlu dikelola dengan karakter kewirausahaan, dimana memandang pertanian merupakan lahan bisnis yang harus dikelola dengan profesional dan manajemen yang baik. Terakhir, kekuatan pemuda yang melek tekhnologi menjadi peluang dalam beragam inovasi yang bisa diterapkan agar terciptanya kinerja yang efektif dan efisien.
Eksistensi Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
Petani merupakan pahlawan pangan yang memberikan kontribusi besar dalam ketahanan pangan di Indonesia. Namun persepsi terhadap profesi petani masih dipandang rendah, bahkan tak banyak generasi muda yang terjun dalam bidang pertanian. Tidak hanya minat generasi muda terhadap dunia pertanian yang rendah, namun juga ditemui permasalahan lainnya. Dalam permasalahan teknis petani juga dihadapkan dengan biaya input yang tinggi dan tidak sebanding dengan hasil panen. Saat panen raya petani dihadapkan dengan harga panen yang rendah, sedangkan saat petani membutuhkan beras, harga beras mahal. Sehingga hal tersebut menyebabkan petani tidak berdaya. Peran Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani diharapkan mampu membantu petani menjadi berdaya, tidak hanya menjadi produsen saja namun petani juga menjadi konsumen, hal tersebut yang disampaikan oleh Bapak Edi Waluyo, sebagai pendiri Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, LPPM UNS saat rapat koordinasi bulanan yang jatuh pada Hari Jumat 08 Januari 2021 secara daring. Bapak Widiyanto sekaligus ketua Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS menambahkan bahwa pentingnya Pusat Studi dalam memberdayakan petani sehingga petani bisa mandiri. Banyak permasalahan dalam bidang pertanian yang juga disampaikan dalam forum tersebut antara lain: Perlunya mengkaji isu isu tentang lingkungan, di daerah pegunungan banyak isu isu tentang pertanian dan degradasi lingkungan yang menjadi kajian penting, alih fungsi lahan yang semakin banyak dilakukan dan pentingnya mengkaji dampak dari adanya UU Cipta Kerja terhadap dunia pertanian. Ibu Haryani, salah satu anggota peer grup Pusdi Perlintan juga menambahkan bahwasannya berbicara tentang pertanian, pembangunan secara menyeluruh selalu berkaitan dengan agama, Agama bisa digunakan secara positif terhadap pembangunan. Rapat tersebut ditutup dengan closing statement dari Bapak Edi Waluyo “hasil penelitian tidak hanya ditulis, tetapi bagaimana eksekusi dari hasil penelitian yang dihasilkan oleh Pusat Studi tersebut, bukan hanya berhenti pada penelitian, tetapi bagaimana hasil penelitian tersebut memiliki sinergi dengan pelaku usaha lainnya. Harapannya adalah peneliti tidak hanya membuat luaran naskah publikasi, namun juga menjadi konsultan petani terkait permasalahan yang dihadapi oleh petani. Pusat studi ini bukan hanya berhenti di level penelitian saja, tetapi diperlukan aksi untuk mengubah pandangan bahwa petani yang dipandang miskin, bodho, maka perlu adanya upaya untuk mengubah bagaimana petani tidak lagi dipandang lemah. Juga diperlukannya menyiapkan pola pemberdayaan berkelanjutan dengan cara temu bersama bisnis, pelaku usaha lainnya sehingga mendapatkan apresiasi dari pihak -pihak lain.